Banjir Meluas, Sembilan Daerah di Aceh Tetapkan Status Darurat Hidrometeorologi
Aradionews.id – Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur Aceh sejak pertengahan November 2025 memicu banjir meluas di berbagai wilayah. Hingga Rabu, (26/11/25), sembilan kabupaten/kota menetapkan status darurat hidrometeorologi menyusul meningkatnya dampak di lapangan.
Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) dalam laporan terbarunya mengungkapkan, 46.893 jiwa dari 14.235 kepala keluarga terdampak, sementara 1.497 warga harus mengungsi karena rumah mereka tak lagi aman.
Plt Kepala BPBA, Fadmi Ridwan, menyebut penetapan status darurat menjadi langkah strategis untuk mempercepat respons lintas instansi.
“Aceh Besar, Pidie, Aceh Utara, Singkil, Aceh Barat Daya, Aceh Tengah, Aceh Tenggara, dan Aceh Barat telah mengaktifkan status darurat. Kondisi cuaca yang tidak stabil membuat keputusan ini harus diambil,” katanya.
Bireuen: Drainase Meluap, Tujuh Kecamatan Tergenang
Hujan yang turun sejak Minggu dan berlanjut hingga dini hari membuat sistem drainase di Bireuen tak mampu menahan debit air. Aliran meluap dan menggenangi tujuh kecamatan.
“Air terus naik karena saluran tidak dapat menampung hujan intens,” lapor petugas Pusdalops BPBD Bireuen.
Lhokseumawe: Banjir-Longsor Memperburuk Situasi
Di Lhokseumawe, hujan yang turun sejak 20 November memicu banjir bersamaan dengan longsor di empat kecamatan. Kondisi pada Rabu pagi tercatat lebih buruk.
Tanah yang labil, dipicu curah hujan tinggi dan angin kencang, membuat longsor sulit dihindari.
Aceh Timur: Dampak Terluas, 12.000 Jiwa Terdampak di Satu Kecamatan
Aceh Timur menjadi salah satu wilayah dengan pengaruh paling besar. Genangan merata di sebelas kecamatan. Di Kecamatan Madat saja, lebih dari 12.000 penduduk terdampak. Hujan intens disertai angin kencang memperburuk situasi dan membuat genangan tak kunjung surut.
Langsa: Air Kiriman Perkebunan Ikut Perparah Banjir
Di Kota Langsa, banjir tak hanya disebabkan hujan lokal, tetapi juga air kiriman dari kawasan perkebunan sawit PTPN I.
Sebanyak 110 rumah di Paya Bujok Seulemak terendam setinggi 20–40 cm. Air belum surut di sejumlah kecamatan sehingga status siaga tetap diberlakukan.
Bener Meriah & Gayo Lues: Hujan Picu Longsor dan Genangan Berkepanjangan
Bener Meriah melaporkan longsor di Desa Pantai Kemuning, Kecamatan Timang Gajah, sementara sepuluh kecamatan lain terdampak banjir setelah hujan turun merata sejak pekan lalu.
Di Gayo Lues, banjir yang mulai 18 November masih bertahan di sebelas kecamatan.
Aceh Singkil: Meluapnya Sungai Lae Cinedang Rendam Belasan Ribu Warga
Sungai Lae Cinedang meluap dan merendam wilayah luas di Aceh Singkil. Kecamatan Singkil mencatat lebih dari 19.000 warga terdampak, dengan ketinggian air mencapai 50–80 cm di sejumlah titik.
Aceh Utara & Aceh Selatan: Banjir Meluas, Akses Warga Terganggu
Di Aceh Utara, erosi tebing sungai dan hujan berkepanjangan membuat banjir meluas terutama di Baktiya dan Seunuddon. Akses ke beberapa lokasi tersendat, sementara warga berupaya menyelamatkan barang-barang penting.
Aceh Selatan mulai mengalami penurunan debit air setelah banjir pada 22 November, meski kondisi masih dipantau ketat.
BPBA Imbau Warga Waspada dan Siap Mengungsi:
BPBA telah meminta pemerintah kabupaten/kota untuk mengaktifkan posko siaga, mempercepat evakuasi, mempersiapkan logistik, serta membuka pelayanan kesehatan.
Masyarakat diminta bersiaga terhadap peningkatan debit air.
“Evakuasi segera jika air naik, dan pastikan listrik serta gas dimatikan sebelum meninggalkan rumah,” tulis BPBA dalam keterangannya.
Upaya mitigasi sederhana seperti membersihkan saluran air, menjauhi area lereng saat hujan, dan mengikuti informasi resmi BMKG–BPBD, dinilai menjadi langkah penting untuk menekan risiko yang berpotensi muncul kembali.[]






