Lhokseumawe Bangun Harapan Lewat Program Zakat Berkelanjutan



Aradionews.id – Di tengah tantangan kemiskinan ekstrem yang masih membayangi sebagian masyarakat Aceh, sebuah langkah nyata diambil Pemerintah Kota Lhokseumawe. Bekerja sama dengan Yayasan Islamic Relief Indonesia, Baitul Mal Lhokseumawe meluncurkan program kemanusiaan ambisius: membangun 50 unit rumah layak huni untuk keluarga dhuafa, lengkap dengan strategi pemberdayaan ekonomi berkelanjutan.

Program ini tidak sekadar memberi atap dan dinding, tetapi menjadi jembatan perubahan menuju kehidupan yang lebih bermartabat.

Dari Mustahik ke Muzakki: Misi Besar di Balik Bantuan

Wali Kota Lhokseumawe, Dr. Sayuti Abubakar, SH., MH, menegaskan bahwa bantuan ini bukan hanya bersifat karitatif, melainkan bagian dari pendekatan strategis jangka panjang bernama Islamic Ultra Poor Graduation (IUPG).

“Zakat bukan solusi sesaat. Ini adalah kekuatan sosial yang bisa mengubah status ekonomi seseorang secara permanen. Target kami: mustahik hari ini menjadi muzakki di masa depan,” tegasnya dalam sosialisasi program, Sabtu (2/8), di Oproom Kantor Wali Kota.

Transparan, Langsung, dan Tanpa Pungli

Penerima manfaat tahap pertama sudah ditetapkan: Ruqayah dari Cot Girek Kandang, Fakhrurrazi dari Meunasah Blang, dan Suryani dari Paloh Punti. Tiga nama ini bukan hanya angka dalam laporan, tapi wajah-wajah harapan baru yang akan segera menyaksikan fondasi rumah dan masa depan mereka dibangun secara nyata.

Uniknya, seluruh dana bantuan disalurkan langsung ke rekening masing-masing penerima—tanpa perantara, tanpa pungutan.

"Jika ada yang mengaku meminta uang atas nama program ini, laporkan segera. Program ini murni gratis dan hak penuh masyarakat dhuafa," tegas Wali Kota Sayuti.

Rp4,5 Miliar untuk 50 Harapan Baru

Total dana yang digelontorkan mencapai Rp4,5 miliar. Masing-masing rumah mendapat alokasi Rp90 juta, terdiri dari:

Rp25 juta dari Baitul Mal Lhokseumawe

Rp65 juta dari Islamic Relief Indonesia

Dana tunai senilai Rp16 juta diberikan langsung ke penerima untuk membayar tukang dan pekerja, dengan harapan menciptakan dampak ekonomi lokal berlapis.

Zakat & CSR: Jalan Tengah Dunia Bisnis dan Kepedulian Sosial

Tak hanya individu, program ini juga mendorong perusahaan agar lebih aktif menyalurkan zakat sebagai bagian dari tanggung jawab sosial korporasi (CSR).

“Ini momen untuk membuktikan bahwa zakat bukan beban, melainkan solusi konkret bagi pembangunan sosial,” ujar Wali Kota.

Ketua Dewan Pengawas Syariah Islamic Relief, Prof. Muhammad Said, menyebut kolaborasi ini sebagai “model nasional” yang bisa direplikasi di berbagai daerah.

“Di tengah kelesuan ekonomi global, sinergi zakat dan pemberdayaan masyarakat seperti ini adalah jawaban yang nyata,” ujarnya.

Lebih dari Sekadar Bangunan

Program ini bukan hanya membangun rumah. Ia membangun harapan, martabat, dan masa depan. Dari desa ke desa, dari nama ke nama, kisah perubahan pun dimulai—pelan tapi pasti, Lhokseumawe mencatat sejarahnya sendiri dalam melawan kemiskinan secara bermartabat.(aradio)

Postingan Lama
Postingan Lebih Baru