Aceh Utara Gelar Dzikir Akbar Peringati 20 Tahun Damai: Seruan Sunyi yang Menggetarkan Nurani
Aradionews.id– Dua dekade setelah konflik bersenjata mereda dan sejarah baru ditorehkan di Helsinki, gema perdamaian kembali disuarakan dari jantung Aceh Utara.
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara akan menggelar Dzikir dan Doa Bersama pada Jumat, 15 Agustus 2025, usai subuh, di Lapangan Upacara Kantor Bupati, Landing Lhoksukon—sebuah momen spiritual yang sarat makna dan harapan.
Bukan sekadar seremoni, kegiatan ini menjadi ruang kontemplatif untuk mengenang jalan panjang menuju perdamaian yang kini telah menginjak usia dua dekade.
Nota Kesepahaman Helsinki yang dahulu terasa mustahi kini menjadi fondasi kokoh bagi Aceh yang damai.
“Dzikir akbar ini bukan hanya bentuk syukur atas 20 tahun perdamaian, tetapi juga sarana memperkuat ikatan spiritual dan ukhuwah antarwarga,” ujar Bupati Aceh Utara, H. Ismail Ajalil, SE., MM, yang akrab disapa Ayah Wa, dalam rapat koordinasi yang digelar Selasa (5/8/2025).
Menurutnya, kegiatan ini juga menjadi penghormatan bagi para pejuang perdamaian—mereka yang berjuang tanpa pamrih, dan terkadang tanpa nama, demi tanah yang tenang tanpa dentuman senjata.
Acara yang diinisiasi oleh Pemkab Aceh Utara ini akan melibatkan ribuan peserta dari berbagai elemen, di antaranya:
-Pelajar dan santri tingkat SLTP se-kabupaten
-Para guru dan tenaga pendidik
-Camat dan Geuchik dari 852 gampong
-ASN serta pejabat Pemkab.
-Ulama, tokoh agama, dan tokoh masyarakat.
Semua peserta diimbau mengenakan pakaian serba putih lambang kesucian, persatuan, dan tekad kolektif untuk menjaga perdamaian yang telah dirajut dengan darah dan air mata.
Selanjutnya dzikir akbar ini bukan hanya ritual spiritual, melainkan penegasan komitmen Pemerintah Aceh Utara dalam merawat perdamaian. Dalam doa yang mengalun, terselip harap agar konflik tak kembali dan anak cucu kelak tumbuh di tanah yang tenang, sejuk, dan bermartabat.
“Semoga perdamaian ini terus tumbuh dan mengakar, menjadi pondasi kokoh bagi masa depan Aceh yang damai, aman, dan bermartabat,” tegas Bupati Ismail.
Sebagai catatan, terakhir kali dzikir serupa digelar pada 18 Agustus 2023, bertepatan dengan HUT ke-78 RI, di depan Kantor Polres Aceh Utara. Kini, dua tahun berselang, gema spiritual itu kembali hadir dengan makna yang lebih dalam.
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara berharap, momentum dua dekade perdamaian ini tidak hanya dikenang, tetapi juga dijaga dan diwariskan. Dzikir akbar ini menjadi jembatan antara masa lalu yang keras dan masa depan yang diimpikan—Aceh yang berdamai dengan dirinya sendiri.(aradio/ril)




