Tingkatkan Kesadaran Masyarakat, Kunci Utama Cegah Penyebaran Filariasis di Aceh Utara

aradionews.id- Penyakit filariasis atau yang lebih dikenal dengan istilah kaki gajah, masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius di sejumlah daerah di Indonesia, termasuk di Kabupaten Aceh Utara. Penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria ini tidak hanya mengancam kesehatan individu, tetapi juga berpotensi mengganggu produktivitas masyarakat dalam jangka panjang.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Aceh Utara, dr. Ferianto, mengungkapkan bahwa upaya pencegahan filariasis tidak cukup hanya mengandalkan program pemerintah semata. Ia menekankan bahwa peningkatan kesadaran dan keterlibatan aktif masyarakat merupakan kunci utama untuk menekan angka penyebaran penyakit ini secara signifikan.

“Tanpa adanya kesadaran masyarakat, seluruh program dan intervensi yang dijalankan pemerintah tidak akan optimal. Masyarakat harus memahami bahwa filariasis bisa dicegah, salah satunya dengan menjaga kebersihan lingkungan dan mengikuti pengobatan massal yang telah disediakan,”kata dr. Ferianto saat dikonfirmasi aradionews.id, pada Rabu (17/9/25).

Lebih lanjut, dr. Ferianto menjelaskan bahwa edukasi tentang filariasis harus terus digencarkan, terutama di daerah-daerah endemis. Dinas Kesehatan telah melakukan berbagai upaya, termasuk kampanye kesehatan, pembagian obat filariasis secara massal, serta pelatihan bagi tenaga kesehatan dan kader di desa-desa untuk mengenali gejala dan mendorong pencegahan dini.

Filariasis sendiri ditularkan melalui gigitan nyamuk yang membawa larva cacing filaria. Penyakit ini bisa berlangsung selama bertahun-tahun dalam tubuh manusia sebelum menunjukkan gejala, seperti pembengkakan parah di bagian tubuh tertentu, terutama kaki dan alat kelamin. Jika tidak ditangani, kondisi ini bisa menyebabkan kecacatan permanen dan stigma sosial.

Menurut data terakhir dari Dinas Kesehatan Aceh Utara, sejumlah kecamatan masih tergolong daerah berisiko, meskipun tren kasus cenderung menurun berkat upaya intervensi yang konsisten. Namun, dr. Ferianto menekankan bahwa tren positif ini hanya bisa dipertahankan bila masyarakat tetap berperan aktif.

“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Dukungan masyarakat sangat penting, mulai dari ikut serta dalam program pencegahan, menjaga kebersihan, hingga menyebarluaskan informasi yang benar tentang filariasis,”terangnya.

Sebagai bagian dari program nasional eliminasi filariasis, Aceh Utara juga terus menggencarkan Program Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) filariasis setiap tahun. Program ini menyasar seluruh penduduk di wilayah endemis, dengan pemberian obat antiparasit secara gratis yang bertujuan untuk memutus siklus penularan cacing filaria.

Dinas Kesehatan mengimbau agar seluruh lapisan masyarakat tidak ragu mengikuti program tersebut, karena obat yang diberikan sudah melalui uji keamanan dan efektif untuk mencegah penularan filariasis. Selain itu, kerja sama lintas sektor juga terus dibangun, termasuk dengan tokoh agama, aparatur desa, serta lembaga pendidikan, guna memperluas jangkauan edukasi dan pencegahan penyakit.

Dengan komitmen yang kuat dari semua pihak, diharapkan Aceh Utara dapat terbebas dari ancaman filariasis di masa mendatang. Upaya ini sejalan dengan target nasional Indonesia untuk mencapai eliminasi filariasis secara menyeluruh.(adv)


Postingan Lama
Postingan Lebih Baru